Saturday, July 30, 2011

Nuri

Lalu datang Nuri dengan gula di paruhnya, berpakaian hijau, dan lengkung leher baju kencana melingkar di lehernya. Rajawali hanyalah nyamuk di sisi keindahannya yang cemerlang; permadani bumi yang hijau ialah pantulan bulu-bulunya, dan tutur katanya ialah sari gula. Dengarkan dia: “Begitu menawan aku ini, hingga manusia keji yang berhati besi mengurungku dalam sangkar. Terikat dalam penjara ini, aku pun merindukan sumber air kebakaan yang dijaga olehKhizr. Seperti dia, aku pun berpakaian hijau, sebab aku ini Khizr di antara burung-burung. Aku ingin pergi ke sumber air ini, tetapi ngengat tidak berdaya mengangkat dirinya ke sayap Simurgh yang besar itu; mata air Khizr cukuplah bagiku.”
Hudhud menjawab, “O kau yang tak punya cita-cita kebahagiaan! Siapa yang tak mau meninggalkan hidupnya, bukanlah makhluk. Hidup diberikan padamu agar suatu ketika kau dapat mempunyai sahabat yang mulia. Tempuhlah Jalan itu, karena kau bukan buah badam, kau hanya kulitnya. Masuklah di kalangan mereka yang mulia dan tempuhlah Jalan mereka dengan senang.”

Si Penggila Tuhan dan Khizr

Ada seorang lelaki, gila karena cintanya pada Tuhan. Khizr bertanya padanya, “O manusia sempurna, maukah kau jadi sahabatku?”
Orang itu menjawab, “Kau dan aku tak mungkin disatukan, karena kau telah banyak mereguk air kebakaan sehingga kau akan senantiasa hidup, sedang aku ingin menyerahkan hidupku. Aku tak berkawan dan bahkan bagaimana menunjang hidupku sendiri pun aku tak tahu. Sementara kau asyik memelihara hidupmu, aku mengorbankan hidupku setiap hari. Lebih baik aku meninggalkan kau, bagai burung menghindari jerat, jadi, selamat tinggal.”

No comments:

Post a Comment