Wednesday, October 26, 2011

Akhirul Kalam


O Attar! Telah kautebarkan di dunia isi bejana wangian kerahasiaan itu. Segala ufuk dunia penuh dengan wangianmu dan para pencinta terusik karena kau. Sajak-sajakmu ialah capmu; dan itu dikenal sebagai Mantiq Uttair dan Makamat Uttiyur. Musyawarah dan percakapan serta pembicaraan burung-burung itu ialah tahapan-tahapan di jalan kebenaran; atau katakanlah, itu Dewan Kemabukan namanya.
Masuklah ke dewan ini dengan cinta. Bila Bulbul cintamu menggelepar lari dan kau mendambakan sesuatu, berbuatlah sejalan dengan dambamu. Cinta ialah penawar bagi segala sangsi, dan ia penawar jiwa di kedua dunia.
O kau yang telah melangkah di jalan kemajuan batin, jangan baca bukuku hanya sebagai karya puisi, atau sebagai buku sihir, tetapi bacalah dengan pengertian; dan untuk itu, orang harus lapar akan sesuatu, tak puas dengan dirinya sendiri dan dunia ini.
Ia yang tak mencium wangian pembicaraanku belum lagi menemukan jalan para pencinta. Tetapi ia yang mau membaca ini dengan cermat akan menjadi giat, dan akan layak menempuh Jalan yang kubicarakan itu.
Sehubungan dengan pembicaraanku ini, mereka dari dunia lahiriah akan serupa orang-orang yang mati tenggelam, tetapi orang-orang dari dunia batin akan memahami rahasianya. Bukuku ialah perhiasan zamannya; sekaligus ini persembahan bagi orang-orang terkemuka dan hadiah bagi orang kebanyakan. Bila seseorang sedingin es membaca buku ini, ia akan memancar bagai api dari dalam tabir yang menyembunyikan rahasia itu daripadanya. Tulisanku memiliki keistimewaan yang mengagumkan –ia akan memberikan lebih banyak manfaat sesuai dengan bagaimana cara membacanya. Jika sering engkau membacanya, ia akan memberikan manfaat padamu lebih banyak lagi pada setiap kali. Cadar wanita sanastri ini akan tersingkap bagimu sedikit demi sedikit di tempat yang terhormat dan baik saja. Aku telah menebarkan mutiara-mutiara dari lautan renungan; dengan itu aku pun terbebas dari kewajiban yang mesti kupenuhi, dan buku ini ialah buktinya.
Tetapi bila aku kelewat banyak memuji diri sendiri, mungkin kau tak setuju; sungguhpun ia yang tak berat sebelah akan mengakui jasaku, sebab cahaya purnamaku tak tersembunyi. Jika diriku sendiri tak dikenang, aku akan dikenang sampai hari kiamat karena mutiara-mutiara puisi yang telah kutebarkan di atas kepala orang banyak. Kubah-kubah langit akan hancur sebelum sajak ini nanti sirna.
Pembaca; bila kau mengalami keadaan yang baik karena telah membaca sajak ini dengan penuh perhatian, kenang penulisnya dalam doa-doamu. Telah kutaburkan di sana-sini bunga-bunga mawar dari kebun. Kenang aku baik-baik, O sahabat-sahabatku! Setiap guru menyingkapkan gagasan-gagasannya dengan caranya sendiri yang khas, dan kemudian ia pun lenyap. Seperti mereka yang lebih dulu dari aku, aku telah memperlihatkan burung jiwaku pada orang-orang yang tidur. Mungkin tidur yang memenuhi hidupmu telah menjauhkan kau dari pembicaraan ini; tetapi, setelah mendengar ini, jiwamu akan dibangunkan oleh rahasia yang disingkapkannya.
Dan kini pikiranku hitam karena asap bagai mihrab yang diberi berlampu: Telah kukatakan dalam hati, “O kau yang begitu banyak bicara, ketimbang begitu banyak bicara, pukullah kepalamu dan carilah rahasia-rahasia itu. Apakah gunanya segala pembicaraan ini bagi orang-orang yang dirusakkan oleh nafsu mementingkan diri sendiri. Apakah yang mungkin timbul dari hati yang diliputi kesombongan dan kebanggaan diri?”
Bila kau mengharapkan lautan jiwamu tetap tinggal dalam gerak yang bermanfaat, kau harus mematikan diri terhadap hidupmu yang dulu, dan kemudian tinggal diam 

No comments:

Post a Comment